Sebuah Naskah Melkitik
Ini adalah sebuah naskah melkitik atau rum-orthodox yang ditulis dalam bahasa Aram-Syriak, yang disalin pada tahun 1655 Masehi di biara Melkitik/Rum-Ortodoks di Saidnaya dekat Damaskus. Penyalinnya tentu saja seorang Melkit. Judul-judul dalam naskah ini ditulis dalam bahasa Arab, sementara lagu-lagu tertulis dalam bahasa Aram-Syriak.
BAHASA INDONESIA


Ini adalah sebuah naskah melkitik atau rum-orthodox yang ditulis dalam bahasa Aram-Syriak, yang disalin pada tahun 1655 Masehi di biara Melkitik/Rum-Ortodoks di Saidnaya dekat Damaskus. Penyalinnya tentu saja seorang Melkit. Judul-judul dalam naskah ini ditulis dalam bahasa Arab, sementara lagu-lagu tertulis dalam bahasa Aram-Syriak.
Sebutan yang tepat untuk merujuk kepada mereka adalah "Malkit" atau "melkitik". Huruf kedua dalam kata tersebut adalah "a", bukan "e". Dalam bahasa Syriak, "Malko" berarti "raja" dan "Melko" berarti "dewan".
Melkit adalah sebutan bagi kaum Aram yang, setelah terjadi perselisihan dalam Konsili Chalcedon (451 M), bergabung dengan kaisar (Malko) di bawah tekanan para pengejar mereka. Oleh karena itu, nama mereka berasal dari kata "Malko" (raja/kaisar) yang berarti "pengikut raja". Setelah terjadinya perpecahan pada abad ke-5/6, mereka mengadopsi ritus Bizantium. Karena mereka tidak mengenal bahasa Yunani, mereka mempertahankan bahasa Aram-Syriak dalam ritus baru mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka tidak lagi memahami bahasa Aram. Bahasa tersebut digantikan oleh bahasa Arab, yang semakin mendominasi wilayah Timur Tengah setelah invasi Arab. Hingga saat ini, mereka berbicara dan berdoa dalam bahasa Arab, meskipun dalam liturgi mereka masih terkadang terdengar nyanyian dalam bahasa Yunani. Dalam naskah ini, dapat dilihat bahwa bahasa Arab sudah menjadi bahasa yang dominan di kalangan mereka sebelum abad ke-17.
Ketika saya pernah mengunjungi biara biarawati rum-orthodox di Saidnaya, saya diberitahu bahwa komunitas biara tersebut telah membakar sekitar 6.000 naskah Aram-Syriak mereka, agar tidak diketahui bahwa mereka dulunya adalah orang Aram dan berdoa dalam bahasa Aram. Di tiga desa di wilayah Qalamun dekat Damaskus – Ma'lula, Jub'addin, dan Baq'a – bahasa Aram masih digunakan hingga sekarang.
Saat ini, terdapat perbedaan pandangan dalam komunitas tersebut. Beberapa mengatakan mereka adalah orang Arab karena berbicara dalam bahasa Arab, sementara yang lain mengklaim diri mereka sebagai orang Aram. Apakah ada kelompok yang mengatakan "Kami adalah orang Yunani", saya tidak bisa memastikan.
~Gabriel Rabo~
Sumber: https://www.facebook.com/photo?fbid=10238123759133761&set=a.1955340563974